“Transformasi Digital Koperasi: Menata Ulang Penyimpanan Data Operasional di Era Modern” Di era digitalisasi yang semakin pesat, koperasi sebagai lembaga ekonomi berbasis anggota tidak lagi dapat mengandalkan sistem manual dalam pengelolaan data operasionalnya. Keterlambatan dalam adopsi teknologi dapat menghambat kinerja, menurunkan kepercayaan anggota, serta membatasi pertumbuhan koperasi itu sendiri. Oleh karena itu, transformasi digital melalui sistem penyimpanan data yang terintegrasi dan aman menjadi sebuah keharusan. Mengapa Penyimpanan Data Sangat Penting bagi Koperasi? Dalam operasional sehari-hari, koperasi mengelola berbagai jenis data, mulai dari data anggota, transaksi simpan pinjam, pembukuan keuangan, laporan RAT, hingga dokumen legal dan administrasi. Jika seluruh data ini masih disimpan secara manual atau dalam sistem yang tidak saling terhubung, maka risiko kehilangan data, kesalahan pencatatan, dan lambatnya pengambilan keputusan akan semakin besar. Koperasi yang masih menggunakan pencatatan berbasis kertas atau spreadsheet konvensional cenderung menghadapi tantangan saat audit, kesulitan dalam menyusun laporan real-time, serta sulit menyesuaikan diri dengan regulasi terbaru seperti integrasi dengan sistem SIKP, SLIK, atau perpajakan online. Solusi Digital: Cloud Storage dan Sistem Informasi Koperasi Salah satu solusi penyimpanan data modern yang kini banyak diadopsi adalah cloud storage atau penyimpanan berbasis awan. Dengan cloud, data koperasi dapat diakses kapan saja dan di mana saja dengan aman. Tidak hanya efisien dari sisi ruang dan biaya, sistem ini juga memudahkan backup data secara otomatis dan menurunkan risiko kehilangan data akibat kerusakan perangkat fisik. Selain cloud storage, penggunaan Sistem Informasi Koperasi (SIK) juga menjadi kunci penting. SIK memungkinkan koperasi mengintegrasikan seluruh data operasional dalam satu platform, mulai dari pencatatan simpanan dan pinjaman, akuntansi, laporan manajemen, hingga analisis kinerja koperasi. Dengan demikian, pengurus dan manajemen koperasi dapat mengambil keputusan berbasis data yang lebih akurat dan cepat. Keamanan Data Jadi Prioritas Namun, dalam proses digitalisasi, aspek keamanan data harus menjadi perhatian utama. Koperasi wajib memastikan bahwa sistem yang digunakan telah memenuhi standar perlindungan data dan privasi anggota. Penggunaan sistem dengan enkripsi data, autentikasi ganda, serta pembatasan akses hanya kepada pihak berwenang adalah langkah penting yang harus diterapkan. Digitalisasi Bukan Pilihan, Tapi Kebutuhan Transformasi digital dalam penyimpanan data operasional bukan lagi hal mewah atau sekadar tren. Ini adalah kebutuhan mendesak agar koperasi dapat tetap relevan, kompetitif, dan akuntabel di mata anggota dan regulator. Dengan digitalisasi penyimpanan data, koperasi tidak hanya akan meningkatkan efisiensi kerja, tetapi juga membuka peluang kolaborasi dan integrasi layanan dengan lebih luas di masa depan. #KoperasiKuatBerkelanjutan Salam, Gakopsyah Learning Centre
Langkah-langkah Praktis Menuju Sertifikasi Manajer KoperasiPanduan untuk Pengurus dan Pengelola
Langkah-langkah Praktis Menuju Sertifikasi Manajer KoperasiPanduan untuk Pengurus dan Pengelola Mengelola koperasi bukan sekadar niat baik, tapi juga butuh keahlian yang terukur. Untuk itu, hadirnya sertifikasi kompetensi bagi manajer koperasi menjadi langkah penting agar koperasi dikelola secara profesional dan berdaya saing. Sertifikasi ini mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) No. 189 Tahun 2019 , dan dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang telah terlisensi. Berikut langkah-langkah praktis menuju sertifikasi: ✅ 1. Pastikan Kualifikasi AwalManajer koperasi sebaiknya memiliki: ✅ 2. Ikut Pelatihan Berbasis SKKNI ✅ 3. Pengumpulan PortofolioSiapkan dokumen seperti: ✅ 4. Uji Kompetensi oleh LSP ✅ 5. Update Berkala & Sertifikasi UlangSertifikasi memiliki masa berlaku (umumnya 3 tahun), dan perlu diperbarui sesuai perkembangan regulasi dan praktik koperasi. Dengan sertifikasi, manajer koperasi tak hanya bertugas, tapi benar-benar berkompeten . Ini adalah langkah nyata menuju koperasi yang sehat, transparan, dan tumbuh berkelanjutan. Salam, Gakopsyah Learning Centre
Pentingnya Sertifikat BNSP bagi Pengurus Koperasi: Menjawab Tuntutan Profesionalisme
Di era keterbukaan informasi dan tuntutan akuntabilitas publik, koperasi tidak lagi cukup dikelola hanya berdasarkan semangat kebersamaan. Dibutuhkan kompetensi nyata dari para pengurus agar koperasi bisa bertahan dan berkembang secara profesional. Di sinilah pentingnya sertifikasi BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) bagi pengurus koperasi. Melalui SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) Nomor 189 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Koperasi , pemerintah telah menetapkan standar kompetensi yang wajib dimiliki oleh pengurus koperasi, baik konvensional maupun syariah. SKKNI ini mencakup berbagai kemampuan inti seperti perencanaan strategis, pengelolaan usaha, administrasi keuangan, komunikasi organisasi, hingga pemahaman regulasi koperasi. Sertifikasi BNSP berbasis SKKNI berfungsi sebagai bukti formal dan legal bahwa seorang pengurus benar-benar memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan. Bukan hanya pengakuan di atas kertas, tetapi juga sebagai jaminan kepada anggota koperasi bahwa koperasinya dikelola oleh orang yang kompeten. Lebih dari itu, sertifikasi ini juga membuka akses kepada koperasi untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak ketiga: pemerintah, lembaga keuangan, mitra bisnis, bahkan investor sosial. Dalam banyak program pemerintah ke depan—seperti pembentukan Koperasi Desa Merah Putih—pengurus bersertifikat kemungkinan besar akan menjadi syarat mutlak. Dengan demikian, sertifikat BNSP bukan sekadar prestise pribadi, tetapi investasi kelembagaan. Pengurus yang tersertifikasi akan membawa koperasi naik kelas, lebih profesional, transparan, dan berkelanjutan. Sudahkah Pengurus Koperasi Kita Bersertifikat Kompetensi? #KoperasiKuatBerkelanjutan Salam Gakopsyah Learning Centre
Mengapa Hubungan Emosional Adalah Aset Terbesar Koperasi
“People don’t buy products. They buy people.”— Joe Girard , How to Sell Anything to Anybody Kalimat sederhana ini lahir dari pengalaman puluhan tahun seorang penjual mobil legendaris, Joe Girard . Ia menjual ribuan mobil bukan karena mobilnya lebih bagus, tapi karena orang percaya padanya. Mereka datang bukan untuk membeli mesin, tapi untuk merasakan hubungan — dihargai, didengarkan, dipahami. Sekarang mari kita berhenti sejenak, dan tanyakan pada diri kita:Apakah anggota koperasi kita datang karena sistemnya? Atau karena mereka merasa terhubung secara emosional? Koperasi Bukan Sekadar Produk atau ProgramSimpanan berjangka, pinjaman multiguna, pembiayaan modal kerja — itu semua penting. Tapi semua itu bisa ditiru. Banyak lembaga keuangan lain menawarkan hal serupa. Yang tidak bisa ditiru adalah hubungan. Ketika anggota merasa didengar, dihargai, dan disapa dengan hangat, mereka akan terus datang. Bukan karena produknya lebih murah, tapi karena rasa keterikatan yang tidak mereka dapatkan di tempat lain. Seperti kata Girard: mereka membeli “orang” , bukan “barang” . Anggota Membutuhkan Koneksi, Bukan Hanya LayananKita sering menganggap pelayanan cepat dan sistem digital sudah cukup. Padahal, seperti Joe Girard tunjukkan, yang orang ingat bukan seberapa cepat transaksi selesai — tapi bagaimana perasaan mereka saat dilayani. Anggota koperasi bukan mesin yang menunggu hasil hitungan. Mereka adalah manusia dengan emosi, harapan, dan cerita. Jika kita membangun koperasi hanya di atas logika, maka kita kehilangan separuh kekuatannya: hubungan emosional. Dalam Krisis, Produk Tak Lagi Penting — Hubunganlah PenyelamatnyaBanyak koperasi bertahan dalam krisis bukan karena modal besar, tapi karena solidaritas anggota. Dan solidaritas itu hanya tumbuh jika sebelumnya sudah ada ikatan emosional yang kuat. Seperti klien-klien Joe Girard yang tetap merekomendasikan dia meski belum membeli, anggota koperasi pun akan tetap mendukung koperasinya jika mereka merasa dihargai sebagai manusia, bukan hanya angka. Masa Depan Koperasi Bukan di Teknologi — Tapi di KepercayaanTeknologi memang alat bantu, tapi bukan tujuan. Joe Girard sukses tanpa teknologi canggih — yang ia andalkan adalah sentuhan pribadi, konsistensi, dan ketulusan. Koperasi modern butuh inovasi , ya. Tapi lebih dari itu, koperasi masa depan membutuhkan budaya hubungan yang hangat dan manusiawi. Koperasi yang hanya menjual produk akan bersaing di angka. Tapi koperasi yang membangun hubungan akan bertahan di hati. Karena seperti Joe Girard katakan, “People don’t buy products. They buy people.”
WORKSHOP STRATEGI MEMBANGUN HUBUNGAN DAN IKATAN EMOSIONAL POSITIF DENGAN ANGGOTA KOPERASI
Assalamu’alaikum, Sahabat Koperasi! 👋 Saya jadi teringat satu pesan penting dari buku legendaris How to Sell Anything to Anybody karya Joe Girard — “People don’t buy products, they buy relationships.” 💡 Joe percaya , membangun ikatan emosional dengan pelanggan jauh lebih penting daripada sekadar menjual. Dan ternyata, prinsip itu juga berlaku dalam dunia koperasi.Karena sekuat apapun produk koperasi yang ditawarkan, kalau hubungan dengan anggota lemah, hasilnya juga tidak akan bertahan lama. Makanya, izinkan Gakopsyah Learning Center berbagi info satu pelatihan eksklusif yang sangat relevan: 🎯 STRATEGI MEMBANGUN HUBUNGAN DAN IKATAN EMOSIONAL POSITIF DENGAN ANGGOTA KOPERASI #KoperasiKuatBerkelanjutan 🗓️ Kamis, 22 Mei 2025📍 Gedung Gakopsyah Jabar – Bandung🎙️ Narasumber: Setiyadi Nuryatin(Praktisi pembiayaan lebih dari 15 tahun di dunia perbankan) 💰 Investasi:Anggota Gakopsyah: Rp400.000/peserta/workshopNon-Anggota: Rp450.000/peserta/workshop🎁 Dapatkan potongan harga untuk pendaftaran 3 peserta atau lebih! Kirim 6 Peserta Bayar Cuma 5 Kursi 🤩 💳 Pembayaran ke:BSI 9000 9000 25 a.n GAKOPSYAH JABARKonfirmasi pembayaran via WA ini ya, Sahabat 📌 Hanya untuk 20 peserta saja! 💼 Pelatihan ini cocok banget untuk:✅ Manager/Kepala Cabang✅ Petugas Funding✅ Petugas Pembiayaan/Account Officer✅ Member Service Jika Sahabat Koperasi ingin meningkatkan loyalitas anggota, membangun kepercayaan jangka panjang, dan menciptakan hubungan koperasi yang lebih sehat, pelatihan ini bisa jadi titik baliknya. 📝 Daftar via: https://forms.gle/K1XDvh7UDSttghkH8 🙏 “Bangun Koneksi, Ciptakan Dampak Jangka Panjang untuk Koperasi Anda”
Mendesain Pendidikan Anggota Koperasi yang Mengakar & Berdampak dengan Metode DEEP LEARNING
🌱 Workshop 1 Bulan Mei 2025:📅 Sabtu,17 Mei 2025📍 Gakopsyah Jabar Bandung🔗 Daftar: https://forms.gle/BkeYYYkzDzY8uyqh7 💡 Pelajari cara membangun sistem pendidikan anggota yang tidak hanya informatif, tapi juga transformatif dan menyentuh akar budaya koperasi! 💰 Investasi:Anggota Gakopsyah: Rp400.000/peserta/workshopNon-Anggota: Rp450.000/peserta/workshop🎁 Dapatkan potongan harga untuk pendaftaran 2 peserta/Workshop atau lebih! Kirim 6 Peserta Bayar Cuma 5 Kursi 🤩 💳 Pembayaran ke:BSI 9000 9000 25 a.n GAKOPSYAH JABARKonfirmasi pembayaran via WA ini +62 857-1120-9034 ya, Bapak/Ibu 🙏 🏆 Tempat terbatas 20 Peserta – segera daftar dan amankan kursi terbaik untuk tim Bapak/Ibu!Terima kasih atas perhatian dan semangat kolaborasinya 🤝 Salam hangat,GAKOPSYAH JABAR
Membedah Cara Deep Learning Mengubah Pola Pikir dan Membangun Kontribusi Anggota pada Koperasi
Pendahuluan Pendidikan anggota merupakan jantung dari keberlanjutan koperasi. Namun sayangnya, banyak program pendidikan koperasi masih sebatas menyampaikan teori dan informasi dasar tanpa menyentuh pemahaman yang mendalam dan perubahan perilaku anggota. Dalam situasi inilah pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam menjadi solusi penting. Mengapa Pendidikan Koperasi Harus Berdampak dan Mengakar? Koperasi bukan sekadar lembaga ekonomi—ia adalah gerakan sosial berbasis nilai. Agar anggota benar-benar berdaya, dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang tidak hanya memberi tahu, tetapi juga mengajak berpikir, merasakan, dan bertindak. Ada tiga alasan utama mengapa materi pendidikan anggota harus mengakar dan berdampak: Apa Itu Deep Learning dalam Konteks Pendidikan Koperasi? Deep learning dalam dunia pendidikan bukan soal teknologi kecerdasan buatan, melainkan pendekatan pembelajaran yang menekankan: Dalam koperasi, ini berarti mengembangkan kurikulum dan metode yang mengaitkan materi koperasi dengan realitas hidup anggota, studi kasus lokal, simulasi keputusan koperasi, dan forum diskusi terbuka. Contoh Praktik: Dari Sekadar Sosialisasi ke Pembelajaran Bermakna Alih-alih hanya menyampaikan materi tentang “fungsi koperasi”, pelatihan anggota dapat dirancang untuk: Penutup: Pendidikan Sebagai Investasi Jangka Panjang Koperasi yang kuat dibangun dari anggota yang sadar, terlibat, dan bertumbuh bersama. Pendidikan yang mengakar bukan sekadar biaya pelatihan, melainkan investasi sosial jangka panjang untuk memperkuat identitas, loyalitas, dan kontribusi anggota. Dengan mengadopsi pendekatan deep learning, koperasi tidak hanya mencetak anggota yang tahu, tetapi juga yang peduli dan mau bertindak.
Winning the Market: Strategi Digital Marketing Terbaik
1 Day Training and 1 Mount Coaching📣 Tingkatkan Keahlian Digital Marketing Anda!🚀 “Winning the Market: Strategi Digital Marketing Terbaik” ✨ Narasumber:Trisna Hadi (Digital Marketer & Data Analyst,Coach dan Mentor >100 Yayasan dan Brand) 📅 Tanggal: Sabtu, 14 Desember 2024📍 Lokasi: Gedung Gakopsyah JabarJl. Soekarno Hatta no 590 MIM Blok H 23, Bandung 💡 Pelatihan ini dirancang khusus untuk:✔️ Marketer yang ingin memperkuat strategi digitalnya✔️ Fundraiser yang ingin menarik lebih banyak donatur✔️ Advertiser yang ingin membuat iklan lebih efektif 🤩🥳Bonus: Coching Gratis 1 Bulan Setelah Training Durasi 6 Jam 🌟 Eksklusif hanya untuk 20 peserta saja!Pastikan Anda menjadi bagian dari pelatihan ini! Investasi Training Digital Marketing ini:Rp. 700.000/PesertaRp. 600.000/Peserta Minimal 3 Orang dari Lembaga yang samaRp. 550.000/Peserta Minimal 5 Orang dari Lembaga yang sama 📌 Daftar sekarang di:🌐 https://forms.gle/MEG2nH3R7CBnJ2e67 🔥 Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar langsung dari pakarnya dan raih kesuksesan di dunia digital marketing! #digitalmarketingplan #fundraising #marketingdigital #marketing #marketingstrategy
✨ [PRODUCTIVITY BOOSTER] ✨🚀 2 Days Workshop untuk Membangkitkan Kinerja Tim 🚀
❓ Apakah Pencapaian Target TIM Anda di Tahun 2024 ini sudah Tercapai?❓ Apakah Anda seorang pemimpin tim atau manajer yang ingin meningkatkan produktivitas tim Anda?Bergabunglah dengan workshop intensif kami yang berfokus pada Teknik Coaching Berbasis Kompetensi untuk membantu Anda memaksimalkan potensi tim Anda! 🎯💪🏻 💡 Apa yang Akan Anda Dapatkan?✅ Sertifikat Pelatihan✅ Teknik Coaching Praktis✅ Komunitas Bertumbuh 👤 Pembicara:Peppy Febriandini – Educator, Public Speaker, dan BNSP Certified Trainer yang berpengalaman dalam membantu tim meraih produktivitas maksimal! Pelaksanaan Workshop📅 Tanggal: 12-13 November 2024🕗 Waktu: 08.00 – 15.00 WIB📍 Lokasi: Gakopsyah Learning Center, Bandung Siapa yang Cocok Mengikuti Kegiatan ini✅ Pemilik/Pimpinan Bisnis✅ Ketua/Pengelola Koperasi✅ Kepala Cabang Bank/BPR✅ Ketua Yayasan/Sekolah✅ Kepala Institusi/Divisi✅ Divisi Pengembangan SDM 💰 Biaya Investasi:Harga Normal: Rp2.500.000/Peserta Early Bird Sebelum Tanggal 7 November 2024Harga Spesial: Rp850.000/pesertaDiskon Grup: Rp750.000/peserta(untuk pendaftaran minimal 3 peserta dari lembaga yang sama) Pembayaran Transfer Melalui BSI 9000900025 An Gakopsyah Jabar 🎫 Pesan Tiket Sekarang!https://forms.gle/CtFC8qgTxduBFafa8Kuota terbatas 20 Peserta, jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan produktivitas tim Anda dan menjadi leader yang berkompeten! 📲 Untuk informasi pendaftaran dan harga + penginapan, hubungi: 081224162841 Irvan
Urgensi Penguatan Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam Di Indonesia
Saat ini, koperasi simpan pinjam di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup dinamis. Sekitar 70% dari koperasi di Indonesia berfokus pada usaha simpan pinjam, menjadikannya sektor dominan di ranah perkoperasian. Pada paruh pertama 2024, koperasi-koperasi ini mencatat pertumbuhan signifikan, dengan peningkatan jumlah anggota hingga 12%. Daerah-daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan koperasi yang cukup pesat. (Tempo Bisnis, Koperasi Indonesia.) Namun, koperasi simpan pinjam juga menghadapi berbagai tantangan, terutama masalah manajemen dan transparansi, serta kurangnya pengawasan dari lembaga seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ini memunculkan risiko koperasi bermasalah, seperti yang terlihat pada kasus beberapa koperasi yang terjerat masalah hukum dan likuiditas (ANTARA News) . Pemerintah terus berupaya memperkuat koperasi melalui inovasi digital, pengawasan ketat, dan program pemberdayaan ekonomi lokal. (Tempo Bisnis, ANTARA News) Paradigma masyarakat terhadap koperasi simpan pinjam di Indonesia cenderung campur aduk. Di satu sisi, banyak yang melihat koperasi sebagai instrumen penting dalam pemberdayaan ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan anggotanya. Koperasi dianggap mampu memberikan akses keuangan yang lebih inklusif, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah yang sulit menjangkau layanan perbankan konvensional (Koperasi Indonesia.) Namun, ada juga persepsi negatif di masyarakat terkait koperasi simpan pinjam, terutama karena kasus-kasus koperasi bermasalah yang muncul dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa koperasi mengalami masalah likuiditas, pengelolaan dana yang tidak transparan, dan penipuan seperti yang terjadi pada KSP Indosurya dan koperasi besar lainnya. (ANTARA News) Hal ini membuat sebagian masyarakat waspada atau bahkan skeptis terhadap kepercayaan terhadap koperasi simpan pinjam. Untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi koperasi simpan pinjam salah satunya yaitu peningkatan pengawasan internal. Pengawasan terhadap koperasi simpan pinjam harus diperketat. Koperasi yang tidak berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sering kali rentan terhadap masalah keuangan dan mismanajemen (ANTARA News). Pengawasan internal dalam koperasi simpan pinjam adalah bagian penting untuk menjaga transparansi, akuntabilitas, dan kesehatan keuangan koperasi itu sendiri. Pengawasan internal yang efektif memungkinkan koperasi berfungsi sesuai prinsip-prinsip yang benar, serta mencegah potensi penyalahgunaan atau mismanajemen dana. Berikut beberapa cara pengawasan internal dapat diperkuat: 1. Pembentukan Badan Pengawas Koperasi Koperasi simpan pinjam biasanya memiliki struktur yang mencakup badan pengurus dan badan pengawas. Badan pengawas adalah bagian penting dari tata kelola koperasi yang berfungsi untuk memantau kinerja pengurus dan memastikan bahwa seluruh operasional koperasi berjalan sesuai dengan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan regulasi yang berlaku (ANTARA News). Pengawas juga bertugas melakukan audit keuangan secara rutin dan melaporkan hasilnya kepada para anggota koperasi dalam rapat anggota tahunan. 2. Penerapan Sistem Pengawasan Internal yang Ketat Setiap koperasi perlu menerapkan sistem pengawasan internal yang komprehensif. Sistem ini mencakup pemisahan tugas dan tanggung jawab antara pengurus, pengawas, dan pihak yang bertanggung jawab atas operasional harian koperasi. Pemisahan ini bertujuan untuk mencegah potensi konflik kepentingan dan memastikan bahwa ada mekanisme check and balance dalam setiap pengambilan keputusan terkait keuangan dan manajemen koperasi. 3. Audit Internal dan Eksternal Selain badan pengawas, koperasi harus rutin melakukan audit internal dan, jika perlu, audit eksternal oleh lembaga independen. Audit ini penting untuk memastikan bahwa pembukuan keuangan koperasi akurat dan tidak ada penyimpangan dalam penggunaan dana (ANTARA News). Audit internal harus dilakukan oleh tim yang memahami operasional koperasi, sedangkan audit eksternal dapat memberikan pandangan yang lebih objektif dan independen. 4. Keterlibatan Aktif Anggota dalam Pengawasan Salah satu ciri khas koperasi adalah prinsip “dari, oleh, dan untuk anggota.” Karena itu, anggota koperasi harus secara aktif terlibat dalam pengawasan. Hal ini dapat dilakukan melalui partisipasi dalam rapat anggota tahunan, di mana pengurus harus melaporkan kinerja dan laporan keuangan koperasi. Keterlibatan ini dapat meningkatkan transparansi dan mencegah masalah yang tidak terdeteksi lebih awal (ANTARA News). 5. Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Pengawas Badan pengawas koperasi perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam bidang keuangan, hukum, dan manajemen agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Pemerintah dan organisasi koperasi harus memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pengawas koperasi untuk meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan tugas pengawasan(ANTARA News). 6. Penggunaan Teknologi untuk Pengawasan Pengawasan internal dapat diperkuat dengan teknologi. Misalnya, sistem akuntansi digital dapat memudahkan audit, pemantauan transaksi, dan memberikan laporan keuangan yang lebih transparan. Teknologi juga memungkinkan anggota koperasi memantau laporan secara online, yang meningkatkan akuntabilitas pengurus. Dengan adanya pengawasan internal yang kuat, koperasi simpan pinjam dapat lebih efisien, transparan, dan akuntabel dalam menjalankan operasionalnya, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan anggota dan memperkuat keberlanjutan koperasi itu sendiri. Dari sejumlah langkah yang bisa dilakukan untuk peningkatan pengawasan koperasi, dapat ditarik benang merah yang perlu dilakukan yaitu penguatan fungsi pengawas dengan peningkatan pemahaman atas apa yang harus di awasi dengan segala resiko yang melekat pada sebuah koperasi. Setelah itu, pengawas haru mendapat peran secara proporsional untuk bisa melaksanakan tugasnya sehingga sebuah koperasi simpan pinjam dapat lebih efisien, transparan, dan akuntabel dalam menjalankan operasionalnya, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan anggota dan memperkuat keberlanjutan koperasi itu sendiri. 5 November 2024, Team Gakopsyah Jabar